logo

logo smk
Spirit Teologi Humanitarianisme Dalam Ibadah Qurban

SMK Muhammadiyah 5 Surakarta - Fitri Cahyanto - Islam telah mengajarkan bahwasanya ibadah qurban bukan hanya mengalirkan darah hewan yang disembelih dan membagi-bagikan dagingnya kepada sesama manusia, tetapi juga memiliki nilai serta makna spiritual yang sangat dalam serta memiliki dampak sosial yang besar.

surat al-Hajj: 37 “daging dan darah hewan qurban tidak akan sampai kepada Allah, melainkan nilai ketakwaanmu yang dapat mencapainya.” surat tersebut menegaskan bahwa ibadah qurban mengandung 2 dimensi yakni dimensi spiritual transendental sebagai wujud kepatuhan kepada Allah dan dimensi sosial-humanis yang tampak jelas dalam pendistribusian daging-daging hewan qurban. Tersirat penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang harus dimanifestasikan dalam kepedulian sosial tanpa memandang status sosial. 

Ajaran qurban merupakan bentuk konkret pengaman humanitarianisme Islam. Ajaran qurban menggugah kembali kepekaan iman, kepekaan moral dan kepedulian sosial umat Islam yang berkecukupan untuk berbagi rezeki dengan cara menyembelih hewan qurban yang dagingnya diberikan kepada umat manusia agar turut merasakan keceriaan dan kegembiraan di momen Idul Adha.

Qurban juga mengajarkan menjadikan diri lebih baik. Bukan tentang siapa yang mampu berqurban, tapi tentang sejauh apa kualitas kita dalam melaksanakan qurban. Ajaran qurban mendidik manusia untuk "menyembelih" nafsu hewaniah dalam dirinya sendiri. Ego, ketamakan, kerakusan dan keserakahan adalah nafsu-nafsu hewani yang harus di putus nadi-nadinya.

Qurban tidak hanya memiliki dimensi spirtual teologis saja namun juga dimensi humanis etis. Selalu pertanyakan dirimu, apakah qurbanmu sudah dilaksanakan dalam kualitas diri terbaik yg dipersembahkan kepada Sang Khaliq atau belum. Semoga dengan berqurban mampu memberi manfaat kepada diri sendiri dan juga bagi manusia yang lain.

 

Penulis: Fitri Cahyanto