Wirausaha - (9/4) SD Muhammadiyah 24 Ska adakan SABWIRA sebagai mini research untuk gebrakan baru. Terdapat berbagai kegiatan dalam SABWIRA untuk memetakan potensi, minat dan bakat siswa. Program ini digalakkan guna memberikan kualitas pendidikan SD Muhammadiyah 24 sekaligus menyambut kurikulum terbaru yakni merdeka belajar yang mempunyai titik fokus pada peningkatan kualitas setiap peserta didik berdasarkan potensi, minat dan bakat.
SMK Muhammadiyah 5 Surakarta menjadi salah satu pilihan untuk menjadi instruktur dari kegiatan SABWIRA. Selain karena satu persyarikatan Muhammadiyah, jargon Sekolah Gajian yang melekat pada SMK Muhammadiyah 5 menarik perhatian Bu Nira selaku kepala SD Muhammadiyah 24 Ska. “jiwa wirausaha yang tertanam pada warga SMK Muhammadiyah 5 Ska perlu diadopsi sejak dini sebagai peningkatan kreatifitas anak serta menyadarkan tentang nilai-nilai ekonomi. Jiwa wirausaha tidak bisa terwujud serta merta atau instan jika tidak dibekali dengan ilmu serta pelatih yang tepat” ucap Bu Nira. Berawal dari ketertarikan tersebut kemudian berujung pada kesepakatan kerjasama antara kedua belah pihak.
SABWIRA menjadi langkah awal Bu Nira untuk menumbuhkembangkan jiwa entrepreneur kepada peserta didiknya. Dengan menciptakan berbagai kerajian berbahan dasar barang bekas, diubahnya menjadi barang baru yang bernilai. “Adapun jika kegiatan ini memiliki progress yang signifikan, maka menjadi hal yang wajib untuk melakukan pelebaran sayap serta akan dimasukkan kedalam kurikulum pembelajaran” tuturnya.
Beberpa kegiatan yang terdapat dalam program SABWIRA diantaranya Kreasi Diorama (SMK Muhammadiyah 5), Membuat tas dari bahan drigen (ibu-ibu PKK), pembuatan pupuk, dan pembuatan aksesoris pakaian (alumni SD Muhammadiyah 24).
Seluruh program SABWIRA ialah kegiatan yang memanfaatkan barang bekas. Hal ini bermuara pada Visi dan Misi SD Muhammadiyah 24 yang menekankan rasa kepedulian terhadap lingkungan. “Barang bekas sebenarnya berpotensi memiliki nilai ekonomi. Hanya saja membutuhkan beberapa sentuhan untuk merubah barang yang semula dianggap tidak berguna akan menjadi barang baru yang bermanfaat” tambahnya.
Sebagai langkah awal program SABWIRA untuk peserta masih dibatasi. Sesuai dengan permintaan instruktur untuk memperoleh ruang yang kondusif. Peserta diambil dari kelas 4, 5 dan 6. Dari kelas tersebut disaring kembali sesuai dengan peminatan anak-anak peserta didik.
“Dengan adanya SABWIRA ini akan menjadi stimulus anak untuk berjiwa kreatif dan inovatif. Ketika dua hal itu sudah tertanam sejak dini maka seiring bertumbuhnya usia kemampuan itu akan turut berkembang, terutama dalam memaksimalkan barang bekas dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan” harap Bu Nira.
Penulis: Fitri Cahyanto (Humas SMK Muh 5 Ska)