logo

logo smk
Guru,Investasi Masa Depan Bangsa

SMK Muhammadiyah 5 Surakarta_Memperingati Hari Guru Nasional (HGN) setiap tanggal 25 Nopember ditetapkan bersamaan dengan Persatuan Hari Guru Nasional (PGRI) menjadi sebuah moment penting untuk mengingat bentuk pengabdian diri seorang Guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kondisi covid-19 pendidik dituntut untuk berikhtiar dan berijtihad semaksimal mungkin dalam mempulihkan pendidikan dimasa pandemi. Sudah satu tahun setengah lembaga pendidikan  mengalami situasi dan kondisi yang menantang untuk tetap bisa efesiensi dan efektfitas dalam memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat. Perjuangan untuk merealisasikan cita-cita bangsa melalui pendidikan menjadi sebuah harapan besar bagi masyarakat Indonesia. Guru menjadi elemen sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang sangat fundamental dalam menentukan nasib bangsa. 

Berkaca pada sebuah catatan sejarah Negara Jepang pada tahun 1945  terutama kawasan Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh musuh pada perang Dunia II (1926-1989) sampai hancur lembur dengan tanah. Kebingungan,putus harapan untuk bangkit,pulih terasa pesimis untuk bangkit kembali. seorang kaisar jepang melihat kondisi negaranya tersebut menjadi sebuah api semangat untuk kembali berjuang dengan keras memajukan Negara. Salah satu cara yang digunakan seorang pemimpin Jepang (kaisar) dengan memerintahkan langsung pada menteri untuk memperdayakan Guru dengan serius dan penuh komitmen. Bagi Negara Jepang Guru menjadi Investasi masa depan bangsa. 

Mengapa Guru menjadi Investasi Masa Depan Bangsa? Terkadang kita bertanya pada generasi muda, apa cita-cita kalian? Sebagian banyak menginginkan jadi seorang dokter,tentara,polisi dan pilot yang dianggap menjanjikan masa depan hidupnya. Ketika ditanya kenapa tidak menjadi seorang Guru saja?ada jawaban miris sampai membekas, ada yang menjawab karena gaji Guru sedikit,kurang keren dalam eksenstensi masyarakat,peluang kecil untuk masa depan. pikiran-pikiran yang muncul seperti itu salah satu indikatornya karena menempatkan orientasi pendidikan hanya sebatas pada bagaimana cara mengeyangkan perut bukan pada bagaimana cara  mencerdaskan pikiran dan mensucikan batin. 

Alasan mengapa Guru adalah Investasi masa depan diantaranya,pertama. Dalam Pandangan konsitusi bernegara ,Guru menjadi mediator  pelangsung kunci cita-cita bangsa yang diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional tertuang dalam UUD 1945 Aline ke-IV dengan kalimat “..mencerdaskan kehidupan bangsa..” , tujuan utama nasional bangsa ini adalah bagaimana mendidik dan menyeramatakan pendidikan diseluruh pelusuk Negeri. Dalam UU N0 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 berbunyi, “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.”  

Melihat secara fungsi dan tujuan pendidikan nasional juga tertuang dalam pasal 2 No 20 Tahun 2003 “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dalam posisi tersebut,Guru menjadi pekerjaan yang mulia dan berpengaruh dalam melangsung cita-cita kehidupan bernegara dan berbangsa.

 Kedua. Dalam Pandangan masyarakat Guru sebagai Universitas Kehidupan. Menjadi seorang Guru bukanlah hal yang tabu,dalam kehidupan sekolah, Pendidik (Guru) menjadi sorotan paling utama maju mundurnya pendidikan. Berbagai pengalaman orang menjadi Guru menemukan banyak pengalaman hidup,seperti melatih kesabaran mendidik anak-anak dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku,belajar untuk menjadi manusia yang profesional,belajar untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab atas semua tugas yang diamanahkan dan belajar menjadi seorang figur atau keteladanan dalam bersikap,bertutur kata atau bertindak. Hal tersebut selaras dengan kompetensi menjadi seorang Guru yaitu Kompetensi Pedagogik (kemampuan menganalisis karakter atau identitas anak),Kompetensi kepribadian (mengasah integritas,moral ), Kompetensi sosial ( memberi dampak secara umum dalam kehidupan masyarakat) dan kompetensi profesional ( kemampuan secara intelegensi,wawasan dalam pengembangan pembelajaran dan pendidikan). Sebagai generasi bangsa dalam hal ini pelajar,mahasiswa mari kita belajar meneladani jasa-jasa Guru dengan belajar yang serius,membudayakan sopan santun,meninggikan adab dan pesan terakhir untuk pemangku (penguasa) pendidikan, coba perhatikan kembali apakah jasa guru sudah setimpal dengan kesejahteraanya? Jika kesejahteraan hanya terjadi dilingkaran penguasa,maka sudah menzolimi .

Penulis (M.Adam Ilham Mizani)